20 tahun yang lalu saya melahirkan seorang bayi laki-laki, wajahnya comel tetapi nampak bodoh. Ali, suamiku memberinya nama Yusri. Semakin lama semakin nampak jelas bahawa anak ini memang agak terkebelakang. Saya berniat mahu memberikannya kepada orang lain saja supaya dijadikan budak atau pelayan bila besar nanti. Namun Ali mencegah niat buruk itu. Akhirnya terpaksa saya besarkannya juga.
Pada tahun kedua kelahiran Yusri, saya pun melahirkan pula seorang anak perempuan yang cantik. Saya menamakannya Yasmin. Saya sangat menyayangi Yasmin, begitu juga Ali. Seringkali kami mengajaknya pergi ke taman hiburan dan membelikan pakaian anak-anak yang indah-indah. ..
Namun tidak demikian halnya dengan Yusri. Ia hanya memiliki beberapa helai pakaian lama. Ali berniat membelikannya, namun saya selalu melarang dengan alasan tiada wang. Ali terpaksa menuruti kata saya.
Saat usia Yasmin 2 tahun, Ali meninggal dunia. Yusri sudah berumur 4 tahun ketika itu. Keluarga kami menjadi semakin miskin dengan hutang yang semakin bertambah. Saya mengambil satu tindakan yang akhirnya membuatkan saya menyesal seumur hidup. Saya pergi meninggalkan kampung kelahiran saya bersama Yasmin. Saya tinggalkan Yusri yang sedang tert idur lelap begitu saja.
Setahun.., 2 tahun.., 5 tahun.., 10 tahun.. berlalu sejak kejadian itu.
Saya menikah kembali dengan Kamal, seorang bujang. Usia pernikahan kami menginjak tahun kelima. Berkat Kamal, sifat-sifat buruk saya seperti pemarah, egois, dan tinggi hati, berubah sedikit demi sedikit menjadi lebih sabar dan penyayang. Yasmin sudah berumur 15 tahun dan kami menyekolahkan dia di sekolah jururawat. Saya tidak lagi ingat berkenaan Yusri dan tiada memori yang mengaitkan saya kepadanya.
Hinggalah le satu malam, malam di mana saya bermimpi mengenai seorang anak.
Wajahnya segak namun kelihatan pucat sekali. Dia melihat ke arah saya.
Sambil tersenyum dia berkata, "Makcik, makcik kenal mama saya? Saya rindu sekali pada mama!" Sesudah berkata demikian ia mulai pergi, namun saya menahannya, "Tunggu..., saya rasa saya kenal kamu. Siapa namamu wahai anak yang manis?"
"Nama saya Yusri, makcik."
"Yusri...? Yusri... Ya Tuhan! Benarkah engkau ni Yusri???"
Saya terus tersentak dan terbangun. Rasa bersalah, sesal dan pelbagai perasaan aneh yang lain menerpa diri saya pada masa itu juga. Tiba-tiba terlintas kembali kisah yang terjadi dulu seperti sebuah filem yang ditayangkan kembali di kepala saya. Baru sekarang saya menyedari betapa jahatnya perbuatan saya dulu. Rasanya seperti mahu mati saja saat itu. Ya, saya patut mati..., mati..., mati...
Ketika tinggal seinci jarak pisau yang ingin saya goreskan ke pergelangan tangan, tiba-tiba bayangan Yusri melintas kembali di fikiran saya. Ya Yusri, mama akan menjemputmu Yusri, tunggu ya sayang!...
Petang itu saya membawa dan memarkir kereta Civic biru saya di samping sebuah pondok, dan ia membuatkan Kamal berasa hairan. Beliau menatap wajah saya dan bertanya, "Hasnah, apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa kita berada di sini?"
"Oh, Kamal, kau pasti akan membenciku selepas saya menceritakan hal yang saya lakukan dulu," Aku terus menceritakan segalanya dengan terisak-isak. ..
Ternyata Tuhan sungguh baik kepada saya. Ia memberikan suami yang begitu baik dan penuh pengertian. Selepas tangisan saya reda, saya keluar dari kereta dengan diikuti oleh Kamal dari belakang. Mata saya menatap lekat pada gubuk yang terbentang dua meter dari hadapan saya.
Saya mula teringat yang saya pernah tinggal dalam pondok itu dan saya tinggalkannya, Yusri.. Yusri... Di manakah engkau? Saya meninggalkan Yusri di sana 10 tahun yang lalu. Dengan perasaan sedih saya berlari menghampiri pondok tersebut dan membuka pintu yang diperbuat daripada buluh itu... Gelap sekali... Tidak terlihat sesuatu apapun di dalamnya!
Perlahan-lahan mata saya mulai terbiasa dengan kegelapan dalam ruangan kecil itu. Namun saya tidak menemui sesiapapun didalamnya. Hanya ada sehelai kain buruk yang berlonggok di lantai tanah. Saya mengambil seraya mengamatinya dengan betul-betul. .. Mata mulai berkaca-kaca, saya mengenali potongan kain itu . Ini adalah baju buruk yang dulu dipakai oleh Yusri setiap hari...
Beberapa saat kemudian, dengan perasaan yang sangat sedih dan bersalah, sayapun keluar dari ruangan itu... Air mata saya mengalir dengan deras.
Saat itu saya hanya diam saja. Sesaat kemudian saya dan Kamal mulai menaiki kereta untuk meninggalkan tempat tersebut. Namun, saya melihat seseorang berdiri di belakang kereta kami. Saya terkejut sebab suasana saat itu gelap sekali. Kemudian terlihatlah wajah orang itu yang sangat kotor. Ternyata ia seorang wanita tua. Saya terkejut lagi apabila dengan tiba-tiba dia menegur saya. Suaranya parau.
"Heii...! Siapa kamu?! Apa yang kamu mahu?!"
Dengan memberanikan diri, saya pun bertanya, "Ibu, apakah ibu kenal dengan seorang anak bernama Yusri yang dulunya tinggal di sini?"
Ia menjawab, "Kalau kamu ibunya, kamu adalah perempuan terkutuk!! Tahukah
kamu, 10 tahun yang lalu sejak kamu meninggalkannya di sini, Yusri terus menunggu ibunya dan memanggil, 'Mama..., mama!' Kerana tidak tahan melihat keadaannya, kadang-kadang saya memberinya makan dan mengajaknya tinggal bersama saya.
Walaupun saya orang miskin dan hanya bekerja sebagai pemungut sampah, namun saya tidak akan meninggalkan anak saya seperti itu! Tiga bulan yang lalu Yusri meninggalkan sehelai kertas ini. Ia belajar menulis setiap hari selama bertahun-tahun hanya untuk menulis ini untukmu..."
Saya pun membaca tulisan di kertas itu... "mama, mengapa mama tidak pernah kembali lagi...? mama marah pada Yusri, ya? mama, biarlah Yusri yang pergi saja, tapi mama harus berjanji mama tidak akan marah lagi pada Yusri."
Saya menjerit histeria membaca surat itu. "Tolong bagi tahu.. di mana dia sekarang? Saya berjanji akan menyayanginya sekarang! Saya tidak akan meninggalkannya lagi! Tolonglah cakap...!!!" Kamal memeluk tubuh saya yang terketar-ketar dan lemah.
"Semua sudah terlambat (dengan nada lembut). Sehari sebelum kamu datang, Yusri sudah meninggal dunia. Dia meninggal di belakang pondok ini. tubuhnya sangat kurus, ia sangat lemah. Hanya demi menunggumu ia rela bertahan di belakang pondok ini tanpa berani masuk ke dalamnya. Dia takut apabila mamanya datang, mamanya akan pergi lagi apabila melihatnya ada di dalam sana... Dia hanya berharap dapat melihat mamanya dari belakang pondok ini... Meskipun hujan deras, dengan keadaannya yang lemah ia terus berkeras menunggu kamu di sana. Dosa kamu tidak akan terampun!" Saya kemudian pengsan dan tidak ingat apa-apa lagi.
Semoga menjadi pelajaran bagi kita sebagai orang tua ataupun bagi yang akan berkahwin. Janganlah menyalahkan apa yang sudah diberikan oleh Allah.
Tetapi hargailah apa yang diberikan oleh Allah. Dan cuba bersabar. Kerana
DIA tidak akan memberikan sesuatu apapun dengan sia-sia.
moral - sayangi orang di sekitar anda. kita tidak tahu siapa yang benar-benar menyayangi kita...
Pada tahun kedua kelahiran Yusri, saya pun melahirkan pula seorang anak perempuan yang cantik. Saya menamakannya Yasmin. Saya sangat menyayangi Yasmin, begitu juga Ali. Seringkali kami mengajaknya pergi ke taman hiburan dan membelikan pakaian anak-anak yang indah-indah. ..
Namun tidak demikian halnya dengan Yusri. Ia hanya memiliki beberapa helai pakaian lama. Ali berniat membelikannya, namun saya selalu melarang dengan alasan tiada wang. Ali terpaksa menuruti kata saya.
Saat usia Yasmin 2 tahun, Ali meninggal dunia. Yusri sudah berumur 4 tahun ketika itu. Keluarga kami menjadi semakin miskin dengan hutang yang semakin bertambah. Saya mengambil satu tindakan yang akhirnya membuatkan saya menyesal seumur hidup. Saya pergi meninggalkan kampung kelahiran saya bersama Yasmin. Saya tinggalkan Yusri yang sedang tert idur lelap begitu saja.
Setahun.., 2 tahun.., 5 tahun.., 10 tahun.. berlalu sejak kejadian itu.
Saya menikah kembali dengan Kamal, seorang bujang. Usia pernikahan kami menginjak tahun kelima. Berkat Kamal, sifat-sifat buruk saya seperti pemarah, egois, dan tinggi hati, berubah sedikit demi sedikit menjadi lebih sabar dan penyayang. Yasmin sudah berumur 15 tahun dan kami menyekolahkan dia di sekolah jururawat. Saya tidak lagi ingat berkenaan Yusri dan tiada memori yang mengaitkan saya kepadanya.
Hinggalah le satu malam, malam di mana saya bermimpi mengenai seorang anak.
Wajahnya segak namun kelihatan pucat sekali. Dia melihat ke arah saya.
Sambil tersenyum dia berkata, "Makcik, makcik kenal mama saya? Saya rindu sekali pada mama!" Sesudah berkata demikian ia mulai pergi, namun saya menahannya, "Tunggu..., saya rasa saya kenal kamu. Siapa namamu wahai anak yang manis?"
"Nama saya Yusri, makcik."
"Yusri...? Yusri... Ya Tuhan! Benarkah engkau ni Yusri???"
Saya terus tersentak dan terbangun. Rasa bersalah, sesal dan pelbagai perasaan aneh yang lain menerpa diri saya pada masa itu juga. Tiba-tiba terlintas kembali kisah yang terjadi dulu seperti sebuah filem yang ditayangkan kembali di kepala saya. Baru sekarang saya menyedari betapa jahatnya perbuatan saya dulu. Rasanya seperti mahu mati saja saat itu. Ya, saya patut mati..., mati..., mati...
Ketika tinggal seinci jarak pisau yang ingin saya goreskan ke pergelangan tangan, tiba-tiba bayangan Yusri melintas kembali di fikiran saya. Ya Yusri, mama akan menjemputmu Yusri, tunggu ya sayang!...
Petang itu saya membawa dan memarkir kereta Civic biru saya di samping sebuah pondok, dan ia membuatkan Kamal berasa hairan. Beliau menatap wajah saya dan bertanya, "Hasnah, apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa kita berada di sini?"
"Oh, Kamal, kau pasti akan membenciku selepas saya menceritakan hal yang saya lakukan dulu," Aku terus menceritakan segalanya dengan terisak-isak. ..
Ternyata Tuhan sungguh baik kepada saya. Ia memberikan suami yang begitu baik dan penuh pengertian. Selepas tangisan saya reda, saya keluar dari kereta dengan diikuti oleh Kamal dari belakang. Mata saya menatap lekat pada gubuk yang terbentang dua meter dari hadapan saya.
Saya mula teringat yang saya pernah tinggal dalam pondok itu dan saya tinggalkannya, Yusri.. Yusri... Di manakah engkau? Saya meninggalkan Yusri di sana 10 tahun yang lalu. Dengan perasaan sedih saya berlari menghampiri pondok tersebut dan membuka pintu yang diperbuat daripada buluh itu... Gelap sekali... Tidak terlihat sesuatu apapun di dalamnya!
Perlahan-lahan mata saya mulai terbiasa dengan kegelapan dalam ruangan kecil itu. Namun saya tidak menemui sesiapapun didalamnya. Hanya ada sehelai kain buruk yang berlonggok di lantai tanah. Saya mengambil seraya mengamatinya dengan betul-betul. .. Mata mulai berkaca-kaca, saya mengenali potongan kain itu . Ini adalah baju buruk yang dulu dipakai oleh Yusri setiap hari...
Beberapa saat kemudian, dengan perasaan yang sangat sedih dan bersalah, sayapun keluar dari ruangan itu... Air mata saya mengalir dengan deras.
Saat itu saya hanya diam saja. Sesaat kemudian saya dan Kamal mulai menaiki kereta untuk meninggalkan tempat tersebut. Namun, saya melihat seseorang berdiri di belakang kereta kami. Saya terkejut sebab suasana saat itu gelap sekali. Kemudian terlihatlah wajah orang itu yang sangat kotor. Ternyata ia seorang wanita tua. Saya terkejut lagi apabila dengan tiba-tiba dia menegur saya. Suaranya parau.
"Heii...! Siapa kamu?! Apa yang kamu mahu?!"
Dengan memberanikan diri, saya pun bertanya, "Ibu, apakah ibu kenal dengan seorang anak bernama Yusri yang dulunya tinggal di sini?"
Ia menjawab, "Kalau kamu ibunya, kamu adalah perempuan terkutuk!! Tahukah
kamu, 10 tahun yang lalu sejak kamu meninggalkannya di sini, Yusri terus menunggu ibunya dan memanggil, 'Mama..., mama!' Kerana tidak tahan melihat keadaannya, kadang-kadang saya memberinya makan dan mengajaknya tinggal bersama saya.
Walaupun saya orang miskin dan hanya bekerja sebagai pemungut sampah, namun saya tidak akan meninggalkan anak saya seperti itu! Tiga bulan yang lalu Yusri meninggalkan sehelai kertas ini. Ia belajar menulis setiap hari selama bertahun-tahun hanya untuk menulis ini untukmu..."
Saya pun membaca tulisan di kertas itu... "mama, mengapa mama tidak pernah kembali lagi...? mama marah pada Yusri, ya? mama, biarlah Yusri yang pergi saja, tapi mama harus berjanji mama tidak akan marah lagi pada Yusri."
Saya menjerit histeria membaca surat itu. "Tolong bagi tahu.. di mana dia sekarang? Saya berjanji akan menyayanginya sekarang! Saya tidak akan meninggalkannya lagi! Tolonglah cakap...!!!" Kamal memeluk tubuh saya yang terketar-ketar dan lemah.
"Semua sudah terlambat (dengan nada lembut). Sehari sebelum kamu datang, Yusri sudah meninggal dunia. Dia meninggal di belakang pondok ini. tubuhnya sangat kurus, ia sangat lemah. Hanya demi menunggumu ia rela bertahan di belakang pondok ini tanpa berani masuk ke dalamnya. Dia takut apabila mamanya datang, mamanya akan pergi lagi apabila melihatnya ada di dalam sana... Dia hanya berharap dapat melihat mamanya dari belakang pondok ini... Meskipun hujan deras, dengan keadaannya yang lemah ia terus berkeras menunggu kamu di sana. Dosa kamu tidak akan terampun!" Saya kemudian pengsan dan tidak ingat apa-apa lagi.
Semoga menjadi pelajaran bagi kita sebagai orang tua ataupun bagi yang akan berkahwin. Janganlah menyalahkan apa yang sudah diberikan oleh Allah.
Tetapi hargailah apa yang diberikan oleh Allah. Dan cuba bersabar. Kerana
DIA tidak akan memberikan sesuatu apapun dengan sia-sia.
moral - sayangi orang di sekitar anda. kita tidak tahu siapa yang benar-benar menyayangi kita...
p/s: Kisah ini diemailkan oleh seorang kawan...menarik untuk dikongsi
32 ulasan:
aku juga seorang ibu yang kejam. aku memusnahkan impian dan masa depan anakku kerana membuat keputusan sendiri yang kukira itu yang terbaik untuknya. namun tanpa ku sedari keputusan ku itu telah memusnahkan masa depan yang cemerlang yang tersedia menanti anakku.sesal kemudian tidak berguna.kerana kesilapanku anakku terpaksa menanggung penyesalan seumur hidupnya.itulah yang paling aku kecewa kerana sepatutnya aku yang salah akulah yang tanggung ini salah aku anakku pula yang terpaksa tanggung seumur hidupnya. lbu macam apa aku ini?walau ku ganti dengan nyawa aku sekalipun nasi sudah menjadi bubur. kini hiduplah aku meniti hari2 yang penuh penyesalan. bahkan nyawaku sudah tidak berharga lagi.hidup atau mati tidak berguna lagi. tiada pepatah balik kepangkal jalan.sekali silap selamanya silap. tiada apa yang boleh mengubahnya.setiap hari ku tatap wajah anakku setiap detik itulah juga penyesalan menghantui ku. wajarkah aku dipanggil ibu?
kini aku hidup dikelilingi dendam dan kekecewaan yang dirasai mereka. setiap hari aku dicaci dan dimaki hamun selayaknya seekor anjing. itulah aku dimata anak2ku.dengan kudrat tuaku aku melakukan kesemua kerja2 rumah. sekiranya aku melakukan sedikit kesilapan saja aku dimaki hamun tanpa belas kasihan.tak buat salah juga dimaki hamun dan disumpah seranah.semua yamg ku buat salah belaka dimata mereka.apa yang ku tanam itu yang ku dapat,kata mereka.semua yang berlaku adalah salahku jua.kerana satu kesilapan kesal sepanjang hayat.jika tidak kerana agama melarang keras membunuh diri sudah lama aku melakukannya.hancur semua jerih payahku selama ini membesarkan mereka menjadi sia2 kerana satu kesilapan besar yang aku lakukan...hidupku umpama dalam neraka walaupun aku berehat tetap dileteri. pokoknya sisa2 hidupku ini aku kena habiskan dengan penuh kesedihan. itu pun belum memadai bagi mereka bahkan aku mati gadaikan nyawa aku sekalipun masih tidak bisa menebus kesilapan yang aku lakukan terhadap anakku.oh tuhan apa yang patut aku lakukan?
setiap hari dia akan nengulangi kata2nya yang sangat pedih(aku benci dengan engkau seumur hidupku, aku takan berbaik dan takan maafkan engkau sampai bila2) wajarkah seorang anak mengucapkan kata2 sedemikian kepada ibu kandungnya sendiri? sambil memaki hamun dan membaling serta melemparkan barang2.setiap malam dia akan membuka video ditv sekuat2nya sedangkan dia tahu aku sebagai seorang tua sangat payah melelapkan mata walau keadaan rumah sunyi sepi. jam 4 atau 5pagi barulah dia masuk tidur dan bangun jam 3ptg. bangun saja terus memeriksa aku masak apa hari itu.masak atau tidak tetap ada yang tak kena dimatanya.aku hanya membiarkan sahaja dia bermaharajalela tanpa berani menegurnya.aku sudah mencuba berbagai cara agar dia reda tapi apa yang aku dapati semakin hari semakin teruk perangainya.kesilapanku terhadap dia menjadi idaman ramai pelajar tapi dia langsung tidak bersyukur kerna dia yakin dia bisa mencapai yang lebih tinggi lagi.aku akui itu tapi dia jenis yang tak mahu terima bukan semua yang dia nak dia boleh dapat.tetap menyalahkan aku punca kekecewaan nya. bagaimana kalau dia diuji dgn yamg betul2 teruk? tidakkah dia terfikir?contoh kemalangan yang menyebabkan kecacatan,disimbah asid ke mcm2 bisa terjadi kerana malang tidak berbau.aku bukan mendoakan yang tak baik tapi aku ingin dia tau kejayaan dan kecantikan yg dimilikinya hasil dari usaha ku jua.kerna itu dia menuduhku saj menghancurkan impiannya kerna aku rasa aku berhak atas kahidupannya.bukan itu maksudku.adakah ibu dalam dunia ini yang menginginkan yg tak baik untuk anaknya?dia tak mahu menerima yg seorang anak mesti sentiasa hormat pada ibunya dlm agama apa sekalipun seluruh dunia. dunia ini terlalu sekejap utk kita membuat dosa dan syurga itu adalah matlamat utama kita.aku yakin apa yang dilakukan terhadap aku selama ini akan mencampakan dia keneraka jahanam walau aku sentiasa mengampunkan semua dosa2nya terhadapku tapi hukum menghormati ibu hukum tuhan sedangkan dia tanpa rasa takut melawan hukum tuhan itu.aku tak berdaya untuk mengubah anakku kejalan yang benar..dayuskah aku???
aku benar2 sudah tak sanggup nebghadapi kederhakaan anakku.jerit pekik dan maki hamunnya terhadapku menjadikan aku malu pada jiran2ku.tak tahu nak letak dimana mukaku malu bukan kepalang.alngkah bagus sekiranya semasa dia menjerit2 itu Allah tunjukkan kuasanya.perangai dia seakan2 anak dalm cerita cerekarama tiupan sangkakala malah aku rasa anakku lagi teruk.kesilapan ku bukanlah sebesar mana sehingga membolehkan dia menderhakai aku sewenang2nya.aku ingin menutup mata terlebih dahulu sebelum menyaksikan penderitaan yang bakal menunggunya didunia adan diakhirat kelak.dia tidak percaya dan tidak takut sedikit pun akan azab Allah itu.sungguh keras dan tersangat kejam hatinya terhadap aku ibu kandungnya
aku tak mau anakku mati sebelum dia bertaubat. aku tak rela dia disiksa dineraka jutaan tahun. apa yang aku sangat inginkan ialah dia berubah menjadi anak yang salehah yang tahu bersyukur, yg takut akan siksaan neraka, yg yakin adanya hari akhirat, yg takut melanggar suruhan tuhan, yg redha akan segala yang ditakdirkan utknya, yg taat kepada Allah dan taat kpd kedua ibu bapanya.mungkinkah semua ini terjadi?....apakah ini semua pembalasan Allah terhadap semua dosa2 yang pernah aku lakukan semasa mudaku?Ya Allah aku mohon ditabahkan hatiku dlm melalui segala ujian drmu dan jgnlah kerana Kau mengujiku anakku yg berdosa. jgn Ya Allah aku tak sanggup anak2ku menjadi bahan api neraka. tolong aku ya Allah....
aku seorg yang bgt bodoh kerana sgt mempercayai seorang manusia itu.tanpa aku sedari bahawa dia adalah seorang manusia yg sgt busuk hatinya terhadap keluargaku.bila aku sedar semuanya sudah terlambat.dia telah menikam keluargaku dari belakang tanpa aku sedari.nasi sudah menjadi bubur sekali silap selamanya silap.dia pula manusia yg ada kuasa politik tapi lagaknya melebihi menteri.menteri tiada masa nak buat busuk hati pdku org yg kerdil ini tapi dia ada byk masa utk hancurkan keluargaku tapi dia fitnah dgn mengatakan menteri yg ambil tahu ttg keluargaku. dia ingat aku bodoh agaknya.manusia mcm dia inilah pengkhianat negara yg sebenar2nya. ada kuasa bukan menolong bangsa malah dia sendiri yg menindas anak bangsanya.didunia mmg kita tiada daya yg menentangnya tapi dia lupa bahawa kita ada Allah yg sentiasa mendgr doa dari hamba2nya yg teraniaya.dia juga akn mati suatu hari nanti.kpd menteri aku brpesan berhati2 memilih proxy nanti jadi lebih sudu dari kuah.buat aku sesal dahulu pendapatan sesal kemudian tidak berguna.ini merupakan pengajaran buatku supaya tidak sewenang2nya percaya pd org lain wlaupun dia saudara dekat sekalipun kerana dalam hatinya tiada siapa yg tahu.
aku seorang yang gagal.dari itu anak2ku juga akan gagal?tak mungkin keluarga yang gagal akan melahirkan anak2 yang berjaya.itu adalan realiti kehidupan ini. tinggi melaut dia belajar tetap dia seorang yang gagal pada hakikatnya.salahkah aku yang gagal ini melahirkan anak utk menambah manusia yang gagal dlm dunia ini?sesal gahulu pendapatan sesal kemudian tidak berguna
Jd ibu jgn salah guna kuasa. Klu nk slh guna kuasa x pyah jd ibu
sungguh susah menjadi seorg ibu. anak ku seorang yg berjaya tapi tak pandai membalas jasa ibu bapa.puluhan ribu ku habiskan sehingga dia berjaya tapi skrg dia sudah bekerja pun masih kena tanggung semua perbelanjaannya. duit gajinya hanya utk dia berjoli. kalau diingatkan ttg tanggungjawabnya kena maki hamunlah jwbnya.aku rasa sgt menyesal kerana melahirkan anak sebegini.dimata org aku dipuji kerana anak ku berjaya tapi hakiaktnya dia seorg anak yg tak tau menghargai jasa ibu bapa semasa ibu bapa masih hidup. tidak terlintas sedikit pun di dlm hatinya utk mengenang segala kebaikan ibu bapanya.yg asyik disebut hanya satu2nya kesilapan ku itupun aku silap pd pandangan dia sj sebenarnya aku tak buat silap pun. silap aku yg sebenar2nya ialah melahirkan anak spt dia
katanya dosa anak kpd ibu bapa dibyr cash semasa didunia lg. tapi sebenarnya itu semua bohong belaka cerita dongeng semuanya. contohnya apa yg anak aku tak lakukn pdku tp semakin hari kederhakaannya semakin bertambah dan dgn berani dn lantangnya dia mengenakan ibu bapanya tanpa belas kasihan. dimanakah semua balasan itu?
kau cukup bahagia skrg bersama isteri dn anak2mu. aku yg sgt menderita skrg ini.adakah ini balasan kerana menolak cintamu satu masa dulu?
bila dia tiada dirumah, rumah kami aman dan tenteram, senyap sunyi sahaja. bila dia balik saja dirumah, mulalah pertengkaran, hari2 ada2 saja yang tak kena. ya Allah, aku sudah tak tahan lagi dgn keadaan ini.dgan segala jerit pekik, maki hamun, pecahkan barang, pukul memukul yg akhirnya kena keluar duit tak pasal2. kalau aku mati dia akn cari pasal dgn org lain dlam rumah ini pula. gilakah dia? asyik nak bergaduh hari2 tanpa penat atau menyesal sikitpun. kdg2 hingga aku rasa tuhan itu tak wujudkah kerana membiarkan keadaan tak masuk akal ini berlaku berulang2 hari2.aku dah penat ya Allah. aku minta aku dimatikan serentak bersama2 anak bongsuku, perkenankan ya Allah
Kalau ada org yg nak bunuh aku aku harap bunuh aku dgn anak ku yg bongsu serentak. Aku ucapkan jutaan terima kasih kerana tlh melepaskan aku dr hidupku yg sgt menderita ini.aku tidak akan sekali2 membunuh diri kerana ia satu dosa besar. Aku xmau masuk neraka akhirat yg kekal abadi. Cukuplah dgn merasai neraka dunia sahaja.
Aku sentiasa dihantui dosa2 silamku.aku sgt tersiksa
Aku sgt mnderita. Semua ank2ku brdendam dgnku. Wlaupun org sekeliling mnyangka aku bahagia krna semua anak2ku brjaya dn brjawatn tinggi ttapi pd hakikatnya aku sgt2 mnderita. Anak2ku lngsung x mnghargai jasa ku. Yg selalu mrka ulangi hanyalh ksilapnku. Prbelanjaan mnyara mrreka brtmbah tinggi. Sisa2 hidupku habis dgn mlayan kerenah mreka. Duit ku juga habis melayan khndak mereka. Mereka sedikit pn x bleh d tegur dn d nasihat. Akibatnya kena maki hamun lh aku jwbnya. Kenapa aku trpaksa hidup mnderita sebegini skali ya Allah. Aku akui aku hambamu yg brdosa tp aku sntiasa brtaubat. Tidak kasihan kh kau pdku wlau pun sedikit
Aku ibu yg sgt2 kejam. Penyesalan sudah tidak berguna lg.aku lahirkn anak2 utk mereka tersiksa. Bgmana nak hapuskn dosa2 aku ini
Saya kejam dan sgt2 berdosa terhadap anak2 ku
Walau apa pun yg kau lakukn namun tidak sekali2 boleh menebus segala dosamu terhadap anak2 mu
Hiduplh engkau dgn penuh penyesalan. Kerana kesilapan yg kau lakukn anak2 mu yg terpaksa menanggungnya seumur hidup mereka. Engkau mmg ibu yg sgt2 jahat kerana menyiksa anak2 mu yg tidak berdosa. Tiada maaf bg mu. Segala2nya telah terlmbat. Masa dn keadaan tidak boleh di undur lg. Aku tau kau sgt2 mnderita. Tapi itulh hakikat yg kena kau hadapi kerana melahirkn anak. Ksu sepatutnya tidak melahirkn anak. Apa gunanya kau lahirkn anak tapi hanya utk mereka hidup mnderita di dunia ini.kau mmg tak guna punya emak. Kematian mu juga tidak dpt menebus segala kesalahan mu terhadap anak2 mu
Padan muka kau ibu yg kejam
Padan dgn muka kau
Padan muka kau. Engkau mmg patut mnderita
Padan muka engkau. Engkau mmg patut mnderita
Padan dgn muka kau. You get what you give
Engkau mmg patut menderita kerana menyiksa anak2 kau. Aoa yg kau rasa langsung tidak setimpal dgn srgala dosa2 engkau
Kesilapan engkau yg terbesar adalh melahirkn anak2 utk mereka mnderita. Mereka mnderita kerana kesalahan kau. Kau mmg ibu yg sgt2 kejam
Skrg engkau lh yg dibalas atas segala dosa engkau terhadap anak2 kau. Kau ibu yg sgt2 kejam terhadap anak2 mu
Padan muka kau ibu yg kejam
Kau mmg harus hidup tersiksa kerana kau ibu yg sgt2 kejam
Padan muka
Engkau mmg tidak layak utk di kasihani.
Engkau seorg ibu yg tidak layak dikasihani
Catat Ulasan